Tuesday, November 26, 2013

LATIHAN: PENGETAHUAN TENTANG GIZI

SOAL 1

Lakukan Studi Mandiri dan jawab soal-soal di bawah ini untuk mengukur pengetahuan anda tentang Gizi, Pangan, dan Kesehatan.
 
1. Apakah anda merasa penting mempelajari Gizi, Pangan, dan kesehatan?,
    jelaskan manfaat tesebut!..(Bobot 10 %).
2. Apa yang dimaksud dengan Status Gizi?. Jelaskan 2 Metode Penilaian Status Gizi!. 
    (Bobot 10 %).
3. Bagaimana rumus IMT?. Hitung IMT anda dan jelaskan berada dimana klasifikasi anda! 
     (Bobot 20%).
4. Jelaskan pencernaan dan penyerapan: karbohidrat, lemak, dan protein!, dan berapa 
     lama waktu pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein? (Bobot 20)
5. Apa itu metabolisme?, jelaskan alur proses makanan menjadi energi, dan jelaskan 2 
    jenis metabolisme!. (Bobot 20)
6. Tampilkan dalam sebuah tabel, pola makan anda dalam 1 hari, dan berikan komentar 
     anda untuk pola makan anda!. (Bobot 20)

Selamat belajar...





Monday, November 25, 2013

PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH: PENATAAN KAWASAN WISATA DENGAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENATAAN KAWASAN WISATA DENGAN PRINSIP 
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens


Penataan Kawasan Wisata merupakan upaya membangun, memperbaiki, ataupun menciptakan tatanan dan aktifitas wisata yang didukung oleh prasarana dan sarana wisata yang lebih efektif dan efisien, di suatu lingkungan tertentu berdasarkan potensi wisata yang dimiliki. Suatu kawasan bisa memiliki satu atau lebih potensi objek wisata, misalnya: (1) wisata alam; (2) wisata pendidikan; (3) wisata kebudayaan; (4) wisata pertanian; (5) wisata kesehatan; (6) wisata olah raga; (7) wisata keagamaan, dan sebagainya. Penataan Kawasan Wisata berbasis Prinsip Pembangunan Berkelanjutan memiliki 3 pilar, yaitu: (1) sosial; (2) ekonomi, dan (3) lingkungan.

Pemahaman Penataan Kawasan Wisata berdasarkan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, yaitu: (1)  penataan kawasan wisata harus mampu mengembangkan kehidupan sosial masyarakat setempat, yang selanjutnya juga akan berdampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat sekitarnya. Hal ini berarti Penataan Kawasan Wisata harus mampu meningkatkan kualitas kehidupan sosial masyarakat, dengan dilakukannya Penataan Kawasan Wisata diharapkan perilaku masyarakat makin baik, motivasi berusaha makin tinggi, semangat bekerja sama dan hubungan antar warga makin baik ; (2) penataan kawasan wisata harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, dan juga masyarakat sekitarnya. Hal ini berarti Penataan Kawasan Wisata mampu memberikan jaminan terjadinya peningkatan perekonomian masyarakat melalui usaha yang terkait dengan pariwisata;  dan (3) penataan kawasan wisata harus mengindahkan lingkungan, dan menjamin kelestarian lingkungan. Hal ini bermakna, Penataan Kawasan Wisata menyatu dengan pembangunan lingkungan, sehingga lingkungan tidak hanya dibangun fisiknya pada periode awal penataan, namun juga dirawat dan dipelihara dengan baik, sehingga kualitas lingkungan terjaga dengan baik.

Berdasarkan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi agar Penataan Kawasan Wisata berhasil adalah: (1) penataan kawasan wisata harus dimulai dari potensi yang ada dan nilai-nilai keseharian yang dimiliki masyarakat; (2) ada motivasi kuat dari masyarakat untuk mengembangkan; (3) sebagian besar masyarakat telah melakukana usaha layanan yang terkait dengan kegiatan pariwisata; atau (4) hasil penataan kawasan dipastikan akan melibatkan peran penuh masyarakat dalam pelaksanaannya.

Selanjutnya yang diperlukan adalah Skenario Penataan Kawasan Wisata, berikut ini disampaikan Skenario Penataan Kawasan Wisata:
1. Lakukan analisis potensi wisata yang dimiliki, misalnya: wisata alam (laut, pantai, pegunungan, lembah, kawah gunung, menikmati matahari terbit, tenggelam, dan sebagainya); wisata buatan (museum, kebun raya, kampus atau sekolah yang indah dan tertata rapi disertai manajemen pendidikan yang baik, merupakan objek wisata pendidikan); wisata budaya(tradisi masyarakat, kerajinan tangan, musik, tarian, dan berbagai kesenian yang khas, tempat bersejarah, karakteristik arsitektur, dan sebagainya. Seluruh potensi wisata yang dimiliki di kawasan yang akan ditata dirinci sedetail-detailnya. Jika terdapat banyak potensi wisata, maka harus dapat dibuat hirarki, dari yang berpotensi tinggi dan sudah menjadi komoditas ekonomi masyarakat, hingga yang masih berupa aset dan perlu pengembangan lebih lanjut.
2. Lakukan analisis, siapa saja yang akan berperan dalam kawasan wisata, dan dari mana saja asal sumberdaya manusia penggerak kawasan wisata, baik masyarakat yang melayani para wisatawan, hingga profil wisatawan. Dengan demikian, akan terlihat lingkup sumberdaya manusia penggerak kegiatan kawasan.
3. Lakukan analisis aktifitas yang telah berlangsung di kawasan wisata, dan lakukan pengembangan aktifitas untuk meningkatkan kualitas layanan wisatawan. Selanjutnya tetapkan seluruh jenis aktifitas yang akan berlangsung di kawasan wisata.
4. Lakukan proses desain fisik kawasan, pertimbangan utama adalah menghadirkan desain kawasan yang spesifik, dan sesuai dengan tema kawasan.
5. Lakukan analisis sistem pengelolaan kawasan, sehingga kawasan memiliki manajemen pengelolaan yang baik.
6. Lakukan analisis kebutuhan dana untuk penataan dan pengelolaan kawasan, disertai sumber-sumber dana untuk pembiayaan.
7. Lakukan analisis manfaat penataan kawasan, baik manfaat sosial, ekonomi, dan manfaat bagi lingkungan hidup.
8. Lakukan analisis dan tetapkan jadwal penataan kawasan.
9. Pelaksanaan dan koordinasi dengan pihak-pihak yang berperan dalam penyelengaraan penataan dan pengelolaan kawasan wisata.

Demikianlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam Penataan Kawasan Wisata dengan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan. Masih banyak yang perlu diperhatikan terkait dengan pengelolaan yang pasti spesifik untuk setiap kawasan wisata dan untuk setiap jenis layanan.




Sunday, November 24, 2013

PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH: TAMAN KELUARGA

TAMAN KELUARGA
Oleh: Pingkan Hamzens

Taman Keluarga merupakan suatu gagasan dalam rangka mengembangkan partisipasi masyarakat dalam hal penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota. Partisipasi masyarakat sangat penting, karena dengan partisipasi nyata masyarakat dalam hal penyelenggaraan RTH, suatu kota akan semakin nyaman untuk dihuni. Masyarakat dapat berpartisipasi ikut mengadakan RTH Privat di tempat tinggal masing-masing, dengan cara membuat Taman Keluarga.

Taman Keluarga berlokasi di pekarangan rumah, bahkan dimungkinkan berlokasi di atap rumah yang di tinggali/ didiami sehari-hari oleh keluarga. Pekarangan keluarga yang dijadikan Taman Keluarga bisa berlokasi di seluruh halaman rumah: (1) bagian depan; (2) bagian belakang; (3) bagian samping kiri; dan (4) bagian samping kanan rumah; sebagian pekarangan rumah, atau salah satu dari dari bagian pekarangan rumah. 

Tanaman jenis hortikultura sangat disarankan untuk menjadi soft material, terdiri dari: (1) tanaman buah-buahan, misalnya: pisang, alpukat, pepaya, blimbing, manggis; (2) tanaman sayur-sayuran, misalnya: terong, pare, bayam, pakcoy, sawi, kacang panjang, tomat, cabe; (3) tanaman obat, misalnya: cocor bebek, kejibeling, mengkudu, ubi ungu, blimbing wuluh, tapak dara, sirsak; dan (4) tanaman hias, misalnya: anggrek, sansiviera, mawar, aglonema, asoka, adenium, dan sebagainya.

Kehadiran Taman Keluarga tidak sekedar bertujuan mendukung penyediaan RTH Kota, namun juga memiliki tujuan khusus, yaitu menghasilkan manfaat bagi keluarga, yaitu manfaat: 
(1) sosial; (2) ekonomi; dan (3) lingkungan, baik untuk saat ini dan di masa mendatang. 

Bebarapa manfaat penyelenggaraan Taman Keluarga bagi suatu keluarga, misalnya: 
(1) Manfaat sosial: 
Sebagai wadah interaksi keluarga di luar rumah. 
Taman Keluarga merupakan wadah interaksi di luar rumah yang baik bagi seluruh anggota keluarga. Dengan berkontribusinya seluruh anggota keluarga secara aktif dalam pengelolaan Taman Keluarga, maka anggota keluarga akan lebih banyak memiliki waktu bersama. Hasil interaksi yang rutin di Taman Keluarga dapat lebih mempererat hubungan antar anggota keluarga, apalagi jika pengelolaan Taman Keluarga merupakan kegiatan yang digemari bersama oleh anggota keluarga.
Manfaat kesehatan
Taman Keluarga yang bersih dan senantiasa dirawat dengan baik akan berdampak pada terpeliharanya lingkungan di sekitar rumah, dan hal ini akan mendukung terciptanya suasana yang kondusif bagi kesehatan fisik dan psikologi keluarga. Taman Keluarga yang asri dan nyaman, serta terpelihara dengan baik akan memberikan suasana asri, nyaman, sejuk di lingkungan sekitar rumah hingga ke dalam rumah. Kerja berat di kebun telah diteliti dapat meningkatkan kepadatan tulang, aktifitas berkebun dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung, mencegah diabetes, membakar kalori, dan menyegarkan pikiran.
Pendidikan
Taman Keluarga merupakan wadah pendidikan bagi keluarga. Dengan menyelenggarakan Taman Keluarga, banyak hal yang dapat diperoleh anggota keluarga seperti: rajin bangun pagi telah menjadi kebiasaan (karena harus merawat taman; memiliki motivasi untuk bekerja tim, bergembira, dan ceria; memiliki motivasi untuk hidup sehat, mengetahui manfaat berbagai tanaman yang ditanam. Dengan demikan Taman Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat baik bagi seluruh anggota keluarga.
(2) Manfaat ekonomi
Berkurangnya pengeluaran keluarga
Taman Keluarga yang ditanami berbagai jenis tanaman yang bermanfaat dan dapat digunakan sehari-hari seperti sayuran dan buah-buahan, juga tanaman obat, akan berdampak pada berkurangnya pengeluaran keluarga, Jika Taman Keluarga dilengkapi dengan kolam ikan, maka kebutuhan protein keluarga akan terpenuhi. Dengan adanya buah-buahan dan sayuran di pekarangan keluarga, maka biaya yang akan dikeluarkan untuk membeli sayur dan buah dapat digunakan untuk keperluan lain, termasuk dapat menjadi tabungan keluarga. Surplus sayuran dan buah-buahan dapat dijual.Adapun tanaman obat tidak saja dimanfaatkan pada saat sakit, tanaman obat bisa digunakan untuk pencegahan penyakit, dan apabila sakit akan mengurangi pengeluaran membeli obat-obat kimia di toko obat atau apotik.
Wadah bisinis keluarga
Dengan mengelola Taman Keluarga secara optimal, pekarangan rumah bahkan atap rumah dapat menjadi wadah bisnis tanaman bagi keluarga. semua ini tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga jika penanganannya dilakukan dengan tekun, sabar, dan berkelanjutan.
(3) Manfaat lingkungan
Setiap Taman Keluarga yang dikelola dengan baik hingga menjadi pekarangan dan atau atap rumah yang hijau dan asri, merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat yang memiliki peran penting di lingkup yang lebih luas. Bayangkanlah jika seluruh keluarga di kota memiliki Taman Keluarga, dan mengelolanya dengan baik. Taman keluarga yang hijau, bersih, dan terawat merupakan bukti nyata kontribusi masyarakat dalam penyediaan RTH Kota.


MATERI 1
PENGANTAR SOSIOLOGI PERTANIAN

Oleh: Pingkan Hamzens

Sosiologi Pertanian merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang Masyarakat Pertanian yaitu interaksi yang terjadi dan mempengaruhi kehidupan Masyarakat Pertanian, baik interaksi yang terjadi secara internal, yaitu dari dalam masyarakat, maupun interaksi dari luar atau akibat kontak hubungan secara eksternal dengan pihak luar, akibat hubungan kerja agraris, atau akibat adanya suatu aturan atau kebijakan pemerintah.

Sosiologi Pertanian mengungkapkan realita kehidupan Masyarakat Pertanian dan hubungan antar realita tersebut. Sosiologi Pertanian diantaranya mempelajari: (1) kehidupan keluarga petani; (2) hubungan yang terjadi di antara petani, dan keluarga petani; (3) cara hidup; (4) pola bertani; (5) organisasi sosial; (6) pola komunikasi; (7) struktur sosial; (8) pendidikan; (9) sarana prasarana, (10) tata niaga dan hubungan agraris lainnya; hingga (11) penyelenggaraan pembangunan pertanian.

Tujuan mempelajari sosiologi pertanian adalah untuk mengenal perilaku Masyarakat Pertanian dan seluruh Perilaku yang berhubungan dengan kehidupan Masyarakat Pertanian, misalnya pola hidup, kelembagaan, hubungan kerja agraris, dan pembangunan pertanian. Maka, dengan mempelajari Sosiologi Pertanian, diharapkan yang mempelajarinya akan mengetahui dan memahami: (1) pola umum kehidupan masyarakat pertanian; (2) prinsip-prinsip dan aturan-aturan umum yang berlaku dalam masyarakat pertanian; (3) sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat pertanian; dan (4) sistem dan hubungan peran dalam pembangunan pertanian.

Mempelajari Sosiologi Pertanian sangat bermanfaat, dengan mempelajari Sosiologi Pertanian diharapkan akan mampu mendeskripsikan kehidupan masyarakat pertanian dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kehidupan Masyarakat Pertanian. Penelusuran yang baik terhadap kondisi Masyarakat yang dibekali dengan pengetahuan dasar tentang Sosiologi Pertanian, akan sangat mendukung perolehan data masyarakat yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi hasil pembangunan pertanian. Pembangunan Pertanian hanya akan disebut berhasil apabila kondisi kehidupan Masyarakat Pertanian baik, produktif, dan sejahtera hidupnya.

Penelitian yang terkait dengan Sosiologi Pertanian sangat penting untuk secara berkala dilaksanakan, dalam penelitian jenis ini dilakukan penyelidikan sosiologis yang bermanfaat untuk perencanaan sosial, ekonomi, dan lingkungan pertanian, terutama untuk memecahkan dengan baik masalah-masalah yang terjadi pada Masyarakat Pertanian. Untuk itu, sangat dianjurkan seluruh aktor yang berperan dalam Pembangunan Masyarakat Pertanian, mempelajari dengan baik kehidupan Masyarakat Pertanian dengan belajar Sosiologi Pertanian.


Friday, November 22, 2013


CERITA PEMBANGUNAN 1
 Kenalkan.....," Ini Desa Saya...."

Ilustrasi oleh: Pingkan Hamzens


Di suatu taman di desa yang subur dan indah pada suatu pagi hari, Seruni seorang mahasiswi pertanian tingkat akhir sedang berada di kebun sayuran salah seorang petani. Kebun sayuran ini terletak di salah satu taman desa yang luas yang merupakan taman terbesar di desa ini. Seruni sedang melakukan wawancara dengan respondennya, petani yang telah menekuni usahanya selama 10 tahun lebih. Seruni sudah 1 minggu berada di desa ini bersama 3 orang temannya. Mereka sedang melakukan penelitian tentang pengembangan agribisnis tanaman hortikultura yang berkembang dengan sangat baik di desa itu. Tiga teman lainnya menyebar di bagian taman lainnya, ada yang meneliti kegiatan petani pengusaha buah, petani pengusaha tanaman obat, dan petani pengusaha tanaman hias.

Desa yang subur ini seluruhnya seperti sebuah taman desa yang besar, sangat indah dan tertata rapi. Rencana Tata Ruang Desa berhasil diterapkan, sehingga Konsep Desa Taman yang diusulkan sendiri oleh warga telah terwujud. Ruang wilayah desa terbagi dengan rapi atas beberapa taman desa, ada satu taman utama yang besar di mana Seruni dan teman-temannya meneliti, empat taman berukuran sedang, dan sisanya secara keseluruhan merupakan taman-taman kecil, seperti pekarangan warga, dan halaman depan dan belakang bangunan. Semua taman indah, dan terawat. Taman desa ini dikelola bersama oleh masyarakat desa, merupakan taman yang produktif. Seluruh produk pertanian berasal dari taman-taman desa. Taman-taman desa telah mulai hadir sejak 15 tahun yang lalu, penyuluhan telah berhasil memotivasi masyarakat desa untuk membangun diri dan lingkungannya, dan seperti inilah hasilnya: sebuah Desa Taman yang indah.

Di desa ini, fasilitas perekonomian seperti bank, koperasi, pasar, toko, gudang, lengkap tersedia. Resort yang indah juga hadir di taman utama desa, dan di taman-taman yang berukuran sedang juga tersedia quest house. Tanaman hias, bunga-bunga tropis bermekaran di taman, tanaman obat, sayuran dan pohon-pohon buah tertata rapi.

Desa Taman menjadi sangat terkenal, selain masyarakatnya sukses dalam menjalankan agribisnis, desa ini telah menjadi daerah tujuan wisata. Jalan-jalan desa tertata rapi, masyarakat terbiasa berjalan kaki di trotoar yang rapi. Di desa, seluruh masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari, jalur sepeda tersedia di seluruh jalan desa. Transportasi publik yang juga ramah lingkungan tersedia, bus mengelilingi jalan-jalan utama desa dan hanya berhenti di halte-halte yang tersedia. Pemanfaatan energi terbarukan sangat optimal, seluruh listrik desa menggunakan sumber energi dari surya dan sumber energi tenaga air. Kualitas air minum sangat baik, terdapat pengolahan air minum desa sehingga air yang keluar dari kran dapat langsung diminum. Sampah dikelola dengan baik, sehingga seluruh wilayah desa bersih. Udara yang segar memperlihatkan desa ini bebas dari polusi, kicauan burung terdengar merdu.

Alam yang indah, masyarakat yang produktif, dan kehidupan sosial yang baik. Rumah-rumah ibadah tersedia dan juga terawat dengan baik. Desa memiliki sanggar budaya yang dikelola oleh pemuda-pemudi desa yang kreatif, dan Kantor Kepala Desa selalu terbuka melayani kebutuhan masyarakat. Inilah desa di negeriku...

Jawablah pertanyaan berikut:
1. Berdasarkan deskripsi kondisi desa yang telah anda baca di atas, jelaskan seperti apa 
    pembangunan di desa ini berlangsung?. Uraikan penjelasan anda berdasarkan 
    Prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang telah anda pelajari sebelumnya!.
2. Menurut anda, apa kendala yang dihadapi saat ini dalam mewujudkan kondisi desa 
     seperti yang dideskripsikan di atas?.
3. Berdasarkan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, apa yang akan anda lakukan jika 
     anda adalah Kepala Desa saat ini?.
4. Selamat belajar dan selamat menjawab....semoga sukses.



PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH: PENATAAN KAWASAN

PENATAAN KAWASAN 
Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens


Penataan Kawasan merupakan salah satu upaya rekayasa sosial yang diselenggarakan di suatu wilayah dan dilakukan bersamaan dengan upaya menciptakan suatu sistem yang komprehensif terkait aktivitas yang berlangsung di kawasan, dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup. Hal ini berarti yang diharapkan dari Penataan Kawasan adalah hadirnya suatu tatanan baru yang dapat memberikan harapan kualitas kehidupan yang lebih meningkat. Diharapkan proses dan hasil penataan kawasan merupakan bagian dari upaya mendidik perilaku warga masyarakat sekitar dan juga merupakan pendidikan bagi para pengguna manfaat dari kawasan tersebut agar sesuai dengan tujuan Penataan Kawasan. Penataan kawasan dengan konsep seperti ini bermaksud untuk: (1) mengembangkan kehidupan sosial masyarakat setempat; (2) meningkatkan ekonomi masyarakat setempat; serta (3) mengembangkan kualitas lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan proses pembangunan berkelanjutan, yang mempertimbangkan aspek: (1) sosial; (2) ekonomi; dan (3) lingkungan.

Jenis-jenis Penataan Kawasan, misalnya: (1) penataan kawasan permukiman; (2) penataan kawasan pariwisata; (3) penataan kawasan industri; (4) penataan kawasan strategis, (5) penataan kawasan agropolitan, dan lain sebagainya. Untuk bisa mencapai kesuksesan suatu penataan kawasan, maka penataan fisik lingkungan harus bersamaan dengan penanganan sosial dan penanganan ekonomi, untuk itu perlu dirancang Skenario Penataan Kawasan.

Sebelum menyusun Skenario Penataan Kawasan, perlu diketahui Prinsip-prinsip Dasar Penataan Kawasan, yaitu:
1. Tujuan
     Penataan Kawasan dilakukan bertujuan untuk: (1) mengembangkan kehidupan 
     sosial masyarakat setempat; (2) meningkatkan ekonomi masyarakat setempat; dan (3) 
     mengembangkan kualitas lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan.
2.  Lingkup
     Lingkup Penataan Kawasan meliputi: (1) pola sistem sosial; (2) pengembangan
     ekonomi masyarakat; (2) penanganan lingkungan.
3.  Syarat
     Agar Penataan Kawasan sukses, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu: (1) 
     kesesuaian sumberdaya kawasan dengan jenis kawasan yang akan dikembangkan, 
     misalnya jika akan mengembangkan Kawasan Permukiman, maka syarat-syarat untuk 
     lingkungan permukiman harus dipenuhi; (2) adanya potensi pengguna kawasan, yaitu 
     orang-orang yang akan memanfaatkan kawasan; (3) dukungan terhadap 
     pengembangan kualitas lingkungan, misalnya menyediakan dan menyelenggarakan
     pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai kebutuhan, menyelenggarakan sistem
     pengelolaan lingkungan yang baik, seperti menyediakan air bersih, transportasi ramah 
     lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan, dan sebagainya.
4.  Perencanaan yang baik
     Penataan Kawasan membutuhkan perencanaan yang baik, dan hasil dari perencanaan 
     harus memperlihatkan adanya jaminan keberhasilan Ide Penataan Kawasan yang 
     direkomendasi. Jaminan yang dimaksudkan diperlihatkan dengan hadirnya suatu 
     Sistem Penanganan Kawasan yang logis untuk dilakukan.

Setelah mengetahui Prinsip-prinsip Dasar Penataan Kawasan, maka yang dilakukan selanjutnya adalah pembuatan Skenario Pengembangan Kawasan. Langkah-langkah pembuatan Skenario Pengembangan Kawasan adalah sebagai berikut:
1. Analisis dan penetapan potensi kawasan
    Jenis kawasan harus sesuai dengan potensi yang dimiliki kawasan, atau potensi yang
    diharapkan dapat diciptakan.
2. Analisis dan penetapan pengguna kawasan
    Menunjuk pada para pengguna kawasan, dan sebaran asal pengguna kawasan.
3. Analisis aktivitas dan penetapan aktivitas yang akan berlangsung di kawasan
4. Analisis dan penetapan desain pembangunan fisik
5. Analisis dan penetapan sistem penanganan lingkungan
6. Analisis kebutuhan dana dan sumber-sumbernya
7. Analisis manfaat Penataan Kawasan
8. Analisis dan penetapan sistem pengelolaan kawasan 
9. Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan

Mengingat Penataan Kawasan sangat terkait dengan jenis kawasan, maka selanjutnya yang perlu diketahui adalah prinsip dan skenario penataan setiap kawasan secara khusus. 



     

Wednesday, November 20, 2013

CERITA PEMBANGUNAN 2

Masyarakat Pertanian 
yang Sehat, Produktif, dan Sejahtera
Ilustrasi Oleh: Pingkan Hamzens

Di suatu desa yang subur dan indah, pada suatu petang beberapa orang petani sedang duduk-duduk di teras salah satu rumah keluarga petani. Mereka adalah para petani yang tergabung dalam salah satu kelompok tani. Hari itu mereka bersepakat berkumpul untuk membicarakan acara pernikahan salah seorang anak dari anggota kelompok tani. Mereka bersepakat akan menyelenggarakan acara pernikahan sederhana bertema kebun, dan akan secara gotong royong menyelenggarakan acara pernikahan tersebut. Resepsi pernikahan rencananya akan dilakukan setelah akad nikah dan diselenggarakan siang hari di kebun, yang juga merupakan halaman rumah dari petani yang akan menikahkan anaknya.

Acara pernikahan akan berlangsung 1 bulan lagi. Shinta adalah putri dari salah seorang anggota kelompok tani. Shinta adalah seorang Sarjana Pertanian, yang akan menikah dengan Raka, Sarjana Teknik. Mereka sama-sama kuliah pada suatu perguruan tinggi. 2 bulan yang lalu, keluarga Raka sudah datang meminang, dan kedua keluarga bersepakat akan menikahkan putra-putri mereka, pada waktu yang telah disepakati bersama. Setelah itu Shinta dan Raka akan tinggal di desa, berwirausaha di desa ini. Suasana desa yang sangat menyenangkan membuat mereka mengambil keputusan untuk menetap dan berkarya di desa.

Tingkat produktifitas para petani yang tinggi, penghasilan yang baik, tabungan keluarga yang cukup, kesehatan yang baik, hubungan sosial antar keluarga petani yang sangat baik membuat suasana desa sangat nyaman. Jalan desa diaspal dengan baik, jalan lingkungan juga baik, suasana desa sangat indah pagi dan siang hari, serta tetap indah pada malam hari. Listrik selalu tersedia, air dan matahari merupakan sumber utama listrik desa. Transportasi berjalan lancar, angkutan umum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Berbagai kebutuhan pertanian selalu tersedia, modal usaha mudah diperoleh, berbagai informasi tentang pertanian sangat mudah diperoleh. Desa memiliki laboratorium yang memproduksi bibit yang dibutuhkan, bahkan bibit telah dipasarkan di berbagai wilayah. Anak-anak petani sehat, sekolah-sekolah bagus, dengan guru yang berkualitas. Desa juga memiliki perpustakaan desa yang selalu didatangi masyarakat. Suatu gambaran desa pertanian yang sempurna.....

Sekitar 10 tahun yang lalu, kondisi desa tidaklah seperti yang dideskripsikan di atas. Perhatian pemerintah yang baik dan motivasi masyarakat pertanian yang tinggi, menyebabkan perubahan yang besar telah terjadi. Penyuluhan yang berhasil telah memunculkan petani-petani yang berjiwa kepemimpinan dan memiliki kemampuan wirausaha. Suasana membangun yang kondusif menyebabkan desa ini dalam waktu singkat berubah menjadi desa yang dihuni oleh masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, serta seluruh masyarakatnya makmur. Saat ini petani sudah mampu memasarkan dengan baik produk-produk yang dihasilkan. Selain masyarakat yang berprofesi sebagai petani, muncul wirausahawan lainnya, misalnya pedagang, pengusaha konstruksi, bahkan desa telah memiliki resort yang indah milik bersama beberapa anggota masyarakat.

Pertanyaan Kuis:
1. Menurut anda, mengapa para petani sangat kompak dan bersepakat untuk gotong 
     royong menyelenggarakan acara pernikahan anak dari salah satu anggota kelompok 
     tani?.
2. Menurut anda, apa yang menyebabkan Raka dan Shinta memutuskan tinggal dan 
     berkarya di desa setelah menikah?.
3. Jelaskan dengan skematik/ bagan, kemudian uraikan siapa saja yang telah berperan
     dalam pembangunan pertanian di desa tersebut di atas?. Apa saja peran yang telah
     dijalankan?.
4. Menurut anda, siapa saja yang harus berperan agar pembangunan pertanian berhasil?.
5. Dengan kondisi desa dan warganya seperti dideskripsikan di atas, apakah anda tertarik 
     tinggal dan berwirausaha di desa?. 









MONITORING DAN EVALUASI RPJMD
Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens


Melakukan Monitoring dan Evaluasi RPJMD atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, baik pada tingkat Provinsi, Kabupaten, maupun Kota, berarti menjadikan dokumen RPJMD sebagai tolok ukur monitoring dan evaluasi RPJMD, tolok ukur yang dimaksudkan meliputi: (1) visi; (2) misi; (3) dan program-program dan kegiatan pembangunan. Tentu saja yang ditelaah tidak sekedar kekonsistenan dokumen RPJMD dengan program dan kegiatan pembangunan yang dijalankan oleh setiap SKPD, langkah lain yang perlu ditempuh adalah memonitor setiap kegiatan, agar berlangsung dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan.

Berikut ini disajikan langkah-langkah praktis yang merupakan prinsip-prinsip dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi RPJMD.

Langkah 1: Mencatat visi
Setiap RPJMD memiliki visi 5 tahun pembangunan, artinya visi pembangunan harus tercapai dalam waktu paling lama 5 tahun.

Langkah 2: Mencatat Misi
Untuk mencapai visi, maka langkah-langkah yang akan ditempuh dijabarkan ke dalam misi dan bisa dalam beberapa misi. 

Langkah 3: Mencatat program dan SKPD pelaksana program.

Langkah 4: Menelaah program dan kegiatan yang di susun atau yang diusulkan SKPD sejak tahun pertama pelaksanaan RPJMD hingga tahun terakhir pelaksanaan RPJMD. Peran Bappeda sangat penting dalam hal menelaah program dan kegiatan usulan SKPD, sehingga yang akan dilakukan benar-benar program dan kegiatan yang sesuai dengan program-program RPJMD. Disarankan membuat suatu sistem informasi teknologi, yang hanya menerima usulan program dan kegiatan yang sesuai dengan RPJMD.

Langkah 5: Melakukan monitoring untuk setiap kegiatan pembangunan, dan mendokumentasikan hasil monitoring setiap kegiatan, sehingga aktivitas pembangunan dapat diukur dengan baik.

Langkah 6: Melakukan evaluasi, per 3 bulanan. Jadi dalam 1 tahun terjadi 4 kali evaluasi. Dalam evaluasi dapat dilihat, apakah program dan kegiatan berjalan dengan baik, adakah kendala dalam pelaksanaan. Hal ini perlu dicatat karena sangat penting memastikan apakah progam dan kegiatan yang dijalankan dapat mengantarkan proses pembangjnan mencapai Visi RPJMD.

Langkah 7: Perhatikan program dan kegiatan yang pelaksanaannya melenceng, atau tidak cocok ketika dilaksanakan, misalnya nilai kemanfaatannya tidak ada atau rendah. Jadikan hal ini materi dalam proses pengendalian RPJM.

Langkah 8: Lakukan hal ini secara rutin dan jadikan bagian keseharian dari manajemen pembangunan daerah.

Langkah 9: Catat dan dokumentasikan hasil monitoring dan evaluasi.

Demikiankah prinsip-prinsip dasar terkait dengan Monitoring dan Evaluasi RPJMD. 


Monday, November 18, 2013

MENILAI KUALITAS PEMBANGUNAN FISIK
Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens


Hasil pembangunan fisik yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah output dari kegiatan pembangunan yang bermuara pada hadirnya berbagai fasilitas publik dalam berbagai bentuk, misalnya: (1) jalan; (2) jembatan; (3) trotoar; (4) drainase; (5) taman-taman kota; dan (6) bangunan. Masyarakat dapat menilai dengan mudah kualitas hasil-hasil pembangunan fisik seperti ini. Satu hal yang harus selalu diingat adalah pembangunan merupakan layanan publik, karenanya hasil-hasil pembangunan fisik haruslah kokoh sehingga bertahan lama dan memiliki usia penggunaan jangka panjang.

Menilai kualitas jalan, dapat dilakukan dengan: (1) tes kenyamanan ketika melintasi; (2) secara visual dan berkala melihat apakah jalan dapat digunakan dalam jangka panjang, artinya tidak mengalami kerusakan jangka pendek, dalam bentuk lubang, ataupun pengikisan lapisan jalan, atau adanya genangan air di jalan.

Menilai kualitas jembatan, sangat menarik: (1) secara desain, jembatan-jembatan yang ada saat ini sangatlah monoton, di manapun sama bentuknya. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak hadir kreasi desain jembatan yang spesifik yang dapat menjadi penanda keberadaan kita di suatu wilayah tertentu; jadi masyarakat dapat menilai jembatan mulai dari desain dan fungsinya; (2) lebar jembatan, apakah cukup sesuai dengan fungsinya; (3) kekokohan jembatan, dapat dilihat dari material yang digunakan, dan secara visual dapat dinilai secara berkala dari waktu ke waktu, apakah jembatan cukup awet.

Menilai kualitas trotoar mudah sekali: (1) apakah trotoar tersebut banyak yang menggunakan?, hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna trotoar; (2) apakah trotoar cukup nyaman untuk digunakan?, bisa dilihat dari mulus atau tidak mulusnya trotoar, perawatan trotoar, kenyamanan ketika menggunakan, misalnya hadirnya pohon peneduh, terang dimalam hari, tidak ditemukan lubang di atasnya, ataupun pohon yang tumbuh di tengah trotoar sehingga menghalangi pejalan kaki; dan (3) lihatlah material dan kualitas material, serta kerapihan dalam mengerjakannya. Material yang baik tidak mudah rusak, dan pengerjaan yang baik akan menjadikan trotoar rapi dan enak dilihat.

Menilai kualitas drainase, khususnya drainase yang terbuka dapat dilakukan dengan: (1) mengamati lebar dan kedalaman drainase; (2) mengamati keberlanjutan drainase, drainase yang baik tidak tiba-tiba putus; (3) mengamati perawatan drainase, dengan cara melihat apakah drainase bersih dan bebas dari sampah.

Menilai kualitas taman kota yang berfungsi sebagai wadah interaksi sosial warga dapat dilakukan dengan: (1) mengamati desain taman, apakah fungsional, misalnya memiliki tempat duduk yang nyaman untuk digunakan; (2) mengamati soft material atau tanaman cukup, artinya memenuhi fungsi sebagai taman kota; (3) mengamati hard material menggunakan bahan-bahan yang baik dan tahan lama; dan (4) mengamati kondisi taman terawat atau tidak.

Menilai kualitas bangunan dapat dilakukan dengan cara: (1) mengamati desain bangunan apakah sesuai dengan fungsi bangunan, dan sebagai bangunan publik, kapasitas bangunan perlu diamati, misalnya kantor pos, kantor pajak, sekolah-sekolah pemerintah; (2) mengamati kenyamanan pengguna, bisa dilihat dari sirkulasi yang terjadi dalam bangunan, misalnya suatu bangunan airport seharusnya memiliki sirkulasi yang secara visual bisa dipahami dengan cepat, dan tidak membuat tersesat; (3) mengamati fasilitas yang diperlukan, misalnya toilet, seharusnya seluruh bangunan publik menyediakan toilet yang cukup, dan dalam kondisi yang bersih; (4) mengamati kualitas struktur bangunan; (5) mangamati kualitas bahan bangunan; (6) mengamati tampilan bangunan; dan (7) mengamati perawatan bangunan.

Demikianlah, kita dapat menilai dengan cepat kualitas pembangunan fisik yang sudah dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator tersebut di atas. 

Sunday, November 17, 2013

PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH: MENANGANI DAN MENCEGAH KEMACETAN LALU LINTAS

MENANGANI DAN MENCEGAH
 KEMACETAN LALU LINTAS

Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens

Kemacetan lalu lintas sangat mengganggu aktivitas keseharian. Lama perjalanan tidak dapat diprediksi dengan baik, dan suasana macet menimbulkan tekanan tesendiri. Upaya memperbanyak jalan, memperlebar jalan, belum menjadi solusi yang berarti. Hadirnya transportasi publik, tidak menjangkau seluruh wilayah kota, sehingga masyarakat tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor, maupun mobil. Penggunaan sepeda walaupun ramah lingkungan, malahan menjadi tidak sehat, tidak aman, dan sangat tidak menyenangkan, karena harus bersaing di jalur yang sama dengan kendaraan lainnya dan pengendara sepeda harus merasakan polusi dari moda transportasi lainnya yang tidak ramah lingkungan.

Tahun 2010 misalnya, di Jakarta jumlah kendaraan mencapai 2.7 juta unit terdiri dari kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4 dengan angka pertumbuhan kendaraan bermotor 11 persen pertahun. Kemacetan harus segera diatasi dengan cara-cara yang lebih praktis dan dapat segera dirasakan perubahannya. Kemacetan tidak bisa ditangani sepenuhnya dengan cara-cara yang saat ini diberlakukan, misalnya: (1) penerapan 3 in 1 bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kemacetan secara permanen; (2) menambah jalan bukanlah solusi jangka panjang yang baik; (3) penyelenggaraan transportasi publik belum mampu menjangkau seluruh jalan-jalan utama kota; (4) kebijakan mobil murah mendorong meledaknya pertambahan mobil pribadi; (5) pertambahan kendaraan roda 2 yang makin meningkat, memperlihatkan lemahnya layanan transportasi publik, sehingga penggunaan transportasi publik belum menjadi pilihan masyarakat.

Diperlukan strategi yang mudah dilakukan untuk menangani dan mencegah kemacetan. Suatu strategi sederhana, yang dapat diselenggarakan dengan segera, yaitu: (1) melakukan pelayanan transportasi publik secara merata dan berkualitas. Artinya, seluruh jalan-jalan utama kota dilewati oleh layanan transportasi publik, sehingga masyarakat cenderung memilih menggunakan transportasi publik dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi; (2) mewajjbkan setiap wilayah otonomi melakukan penyelenggaraan transportasi publik sesuai dengan kebutuhan setiap daerah; (3) mengganti kebijakan mobil murah dengan kebijakan transportasi murah, aman, dan nyaman.

Daerah- daerah di seluruh Indonesia, walau kepadatan penduduk masih rendah, diwajibkan menyelenggarakan layanan transportasi publik, hingga menjangkau jalan-jalan utama perdesaan. Pemerintah harus terbiasa menangani transportasi publik, dan tidak lagi menyerahkan urusan transportasi kepada masyarakat. Angkutan kota yang direkayasa dari minibus keluarga, bukanlah moda transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat. 

Menyelenggarakan pembangunan transportasi publik berarti melakukan layanan transportasi untuk masyarakat secara berkualitas. Menyelenggarakan transportasi publik yang aman, nyaman, dan murah secara merata di seluruh tanah air merupakan strategi sederhana, begitu juga dengan membatasi penjualan mobil murah. Angkutan yang dibutuhkan di perdesaan bukanlah mobil-mobil sedan kecil. Masyarakat di perdesaan membutuhkan mobil-mobil yang cukup untuk mengangkut hasil bumi. Selanjutnya yang sangat diperlukan saat ini adalah kemauan pemerintah untuk segera melakukannya.


PERENCANAAN KOTA DAN WILAYAH: MENGEMBANGKAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI KAWASAN PERDESAAN

MENGEMBANGKAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU
DI KAWASAN PERDESAAN

Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens

Membangun Indonesia adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Terkonsentrasinya pembangunan di wilayah- wilayah tertentu, menyebabkan ketimpangan dalam berbagai aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, penyiapan perumahan, air minum, listrik, jalan, dan lain sebagainya. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan perdesaan merupakan salah satu strategi yang dapat diaplikasikan untuk menormalisasi kondisi ketimpangan berbagai aspek penting tesebut yang telah menyebabkan masyarakat perdesaan sulit berkembang namun telah menjadi masyarakat yang cukup konsumtif. Dengan membangun kawasan perdesan sebagai pusat pertumbuhan, masyarakat perdesaan akan berkembang dengan lebih baik, lebih sehat, lebih produktif, dan sejahtera.

Jumlah desa dan kelurahan di Indonesia yang lebih dari 79 ribu desa, hal ini memperlihatkan potensi pengembangan kawasan perdesan cukup besar, apabila dijadikan pusat -pusat pertumbuhan baru. Hal ini sangat memungkinkan, yang perlu diubah hanyalah orientasi pembangunan, yaitu dari orientasi pembangunan ekonomi ke pembangunan manusia. Manusia yang berkualitaslah yang menghasilkan kejayaan ekonomi, bukan sebaliknya.

Masyarakat desa dengan segenap kemampuan dasar sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia, maupun sumber daya alam dan buatan, memiliki hak berkembang dan wajib membangun dirinya dan lingkungannya, sama halnya dengan masyarakat di kota-kota besar. Yang diperlukan hanyalah perhatian penuh dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar masyarakat perdesaan bangkit menjadi produktif, kreatif dan inovatif.

Mengembangkan kawasan perdesaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan baru memiliki tantangan yang cukup besar, namun hal ini bukanlah alasan untuk tidak melakukannya. Dengan modal dasar kemampuan sumber daya yang dimiliki, pemerintah membuat program dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang berorientasi meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Program dan kegiatan ini tentu saja harus diimbangi dengan pembangunan lainnya, seperti: (1) pembangunan kesehatan dan pendidikan tentang kesehatan; (2) pembangunan pendidikan termasuk cara mendidik; (3) pembangunan air bersih dan pendidikan tentang manfaat, penggunaan, serta tata cara memperlakukan air bersih, dan sebagainya. Sehingga apapun yang terkait dengan pembangunan fisik maupun non fisik, semua bermuatan pembangunan kapasitas masyarakat, baik langsung ataupun tidak langsung. Hal ini sangat penting, karena muaranya adalah pembentukan perilaku untuk kehidupan yang lebih baik.

Selain meningkatkan produktifitas berbasis sumber daya yang ada, penataan kawasan perdesaan merupakan satu hal penting yang harus dilakukan masyarakat desa. Desa-desa yang indah dan tertata rapi tentunya akan sangat menarik untuk dikunjungi. Desa-desa yang indah akan didatangi pengunjung. Foto-foto pengunjung yang indah, merupakan iklan pariwisata yang murah dan tepat sasaran, apalagi jika ada produk-produk spesifik yang hanya bisa dijumpai di kawasan perdesaan tertentu.

Jadi strategi membangun kawasan perdesan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru, dapat diselenggaraakan dengan sederhana. Yang utama adalah komitmen membangun dari pemerintah pusat dan daerah, juga tentunya komitmen masyarakat setempat. Mulailah dengan segenap sumber daya yang dimiliki, pemerintah menempatkan pendamping-pendamping sesuai kebutuhan, berproduksilah secara spesifik dan berkualitas, dan tatalah kawasan perdesaan menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi, dan....mulailah sekarang.



BELAJAR GIZI

Gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan, karena itu pengetahuan tentang gizi sangat penting bagi semua orang. Gizi yang baik diperoleh dari menu keseharian yang seimbang. Kapan seharusnya orang mulai belajar tentang gizi?.

Pelajaran gizi awal dimulai dari keluarga. Menu yang dihadirkan di rumah bukan sekedar untuk dimakan, tapi memiliki arti pendidikan. Ajaklah anak-anak anda ketika pada hari libur anda akan berbelanja bahan makanan, misalnya pada hari minggu atau pada hari libur sekolah. Tentu saja orang tua harus memiliki pengetahuan gizi yang cukup, sehingga memahami bahan-bahan makanan yang akan dibeli, cara memasak, juga cara menghidangkan yang baik. 

Ketika anda memilih bahan makanan, anda dapat melakukan pendidikan pada anak-anak, misalnya sambil menyebutkan cara memilih bahan makanan yang baik untuk bahan makanan apa saja yang akan anda beli, misalnya anda mengajarkan cara memilih daging ayam, ikan, sayuran, buah-buahan.

Ketika sampai di rumah, anda dapat melanjutkan pelajaran gizi di dapur, dengan melibatkan anak-anak. Ketika anda dan anak-anak mengeluarkan belanjaan, maka anda dapat menyebutkan kandungan gizi dari setiap item bahan makanan yang dibeli. Selanjutnya pendidikan gizi diteruskan ketika anda mencuci bahan makanan, menyimpan di kulkas, juga ketika anda mulai menyiapkan bahan makanan untuk di masak. Misalnya ajarkan anak-anak anda cara mencuci sayuran yang benar, yaitu gunakan air yang mengalir. Ajarkan juga cara memasak sayuran yang baik, yaitu jangan sampai sayurnya layu, kandungan gizinya akan rusak. Di dapur, anak-anak anda akan memperoleh banyak pelajaran tentang kandungan gizi bahan makanan, cara mencuci, menyimpan, dan cara memasak berbagai bahan makanan, termasuk resep dari menu yang akan anda sajikan.

Selanjutnya, sebelum makanan dihidangkan, anak-anak dapat diajarkan cara menata meja makan. Apa yang akan anda ajarkan sebelum makan?...etika cara makan yang baik. Selanjutnya, makanlah bersama-sama...anak-anak telah memiliki pengetahuan awal yang diperoleh dengan praktis dari anda. Lakukanlah secara rutin dan belilah bahan makanan yang bervariasi, sehingga anak-anak anda akan mendapatkan banyak hal tentang gizi dari keluarga. Tentu saja kegiatan pendidikan seputar gizi belum selesai, lanjutkan dengan mencuci piring dan perlengkapan makanan keluarga dan meletakkan kembali pada tempatnya, disertai merapikan dapur.


Saturday, November 16, 2013

MEMPERBAIKI KUALITAS PEMBANGUNAN FISIK
Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens

Jika kualitas pembangunan fisik suatu negara masih rendah, maka perencanaan, penyelenggaraan, monitoring dan evaluasi pembangunan fisik perlu dicemati dan diperbaiki. Makna dari pembangunan adalah memberikan layanan publik yang berkualitas. Untuk itu, kualitas harus hadir di setiap proses. 

Pada aspek perencanaan, beberapa hal yang perlu dicermati dan harus diperbaiki segera yaitu: (1) merencanakan pembangunan fisik agar hasilnya dapat digunakan dalam jangka panjang, atau memiliki jangkauan waktu manfaat yang lama; (2) merencanakan standar pelaksanaan, termasuk metode penyelenggaraan, standar bahan, alat, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya; (3) merencanakan sistem pengawasan atau monitoring pelaksanaan yang terstruktur; (4) merencanakan seluruh sumber daya sesuai dengan kualitas yang dikehendaki, termasuk rencanakan biaya penyelenggara pembangunan fisik, sehingga tidak tejadi pengambilan biaya pembangunan untuk keuntungan; (5) merencanakan waktu pelaksanaan yang sesuai dan logis.

Pada aspek pelaksanaan, jika dilakukan sesuai rencana, maka biaya penyelenggaraan tersedia dan tidak menjadi masalah, selanjutnya kualitas akan sangat terkait dengan kemampuan sumber daya manusia penyelenggara. Niat membangun juga akan sangat menentukan kualitas bahan yang digunakan. Jika niat mewujudkan pembangunan fisik berorientasi pada upaya menghadirkan layanan publik yang berkualitas, maka penyelenggara pembangunan akan menggunakan metode standart yang disarankan atau justru menggunakan metode yang lebih baik. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan yang berkualitas, sehingga hasil pembangunan fisik dapat digunakan dan dinikmati dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, dalam penyelenggaraan pembangunan fisik, yang perlu diperbaiki adalah perilaku penyelenggara, atau pelaksana pembangunan fisik, penyelenggara yang benar akan menggunakan sumber daya manusia yang sesuai, alat yang baik, bahan-bahan yang berkualitas, tepat waktu dalam pengerjaan, serta tidak mengambil keuntungan dengan cara menurunkan kualitas bahan, metode, maupun lainnya yang menyebabkan turunnya kualitas hasil fisik dan menurunnya waktu pemanfaatan.

Aspek monitoring dan evaluasi sangat penting. Dalam hal ini yang perlu diperbaiki adalah: (1) sikap profesional dalam mengawasi dan mengevaluasi; (2) memperhatikan dengan detail setiap proses pembangunan: (3) mencatat dengan baik keseluruhan proses, memberikan peringatan dan meminta segera memperbaiki apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai; (4) melaporkan secara tertulis dan lisan untuk seluruh jenis penyimpangan yang terjadi.

Suatu hal yang perlu dicatat adalah: kualitas pembangunan fisik ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia penyelenggaranya. Karena itu sangat penting membuat suatu sistem yang memungkinkan penyelenggaraan pembangunan fisik terlaksana dengan baik, dan tidak menjadi ladang yang subur bagi penyimpangan penggunaan uang negara.
PEMBANGUNAN = UPAYA MEMBERIKAN LAYANAN PUBLIK BERKUALITAS
Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens

Seluruh aktivitas pembangunan semestinya merupakan wujud nyata upaya-upaya memberikan layanan publik yang berkualitas. Mengapa harus berkualitas?..Karena penyelenggaraan pembangunan harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Siapa pengguna proses dan hasil pembangunan?...Berbagai lapisan masyarakat sesuai dengan konteks kebutuhan masing-masing. 

Ketika membangun apapun maka yang selalu harus diingat adalah pembangunan merupakan upaya memberikan layanan publik. Karena itu pertimbangan nilai kemanfaatan pembangunan bagi pengguna merupakan suatu hal penting dan menjadi pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, monotoring dan evaluasi. Pembangunan ada penggunanya, penggunanya adalah masyarakat. Karena itulah seluruh aktivitas pembangunan dapat juga disebut sebagai upaya memberikan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat.

Adakah pembangunan yang bukan merupakan layanan publik?. Tentu saja tidak ada. Semua bentuk kegiatan pembangunan tujuannya adalah penyelenggaraan layanan publik, misalnya: pembangunan pendidikan, pembangunan kesehatan, pembangunan ekomomi, pembangunan prasarana dan sarana, pembangunan infra struktur, dan lain sebagainya, seluruhnya dilakukan dalam rangka memberikan layanan publik.

Mental dan perilaku yang baik dari seluruh aktor pembangunan merupakan syarat dan faktor kunci untuk menghadirkan pembangunan dalam berbagai bentuk layanan publik yang berkualitas.