Sunday, January 31, 2021

RENOVASI KOTA: BERKEJARAN DENGAN WAKTU

 

         Ruang Terbuka Hijau Privat, Karya Kecil Pasca Bencana Alam di Kota Palu.
         Gambar atas atas kondisi saat ini dan bawah kondisi beberapa hari setelah bencana alam
         dan saat pembersihan lahan. 
         Sumber: Dokumentasi Pribadi Pingkan Hamzens dan Meidy Widayanto

TERJAGA DALAM DIAM

Memaknai Hari yang Penuh Sejarah

Merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat Kota Palu dan sekitarnya untuk mahami dan memaknai hari yang penuh sejarah , yaitu kejadian bencana alam yang dahsyat pada tanggal 28 September 2018. Kejadian yang membuat alam Kota Palu dan sekitarnya seketika berubah mendadak. 


Gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi terjadi dalam waktu bersamaan. Suasana di Kota Palu dan sekitarnya senja itu berubah menegangkan. Terkejut... kemudian duka berbaur takjub menyaksikan keperkasaan kuasa Sang Pencipta melalui fenomena alam yang maha dahsyat.


Memahami, memaknai, dan menerima dengan penuh keikhlasan adalah wujud syukur kita semua yang kini masih  di sini dan telah menjadi bagian dari pelaku sejarah. Senja di hari Jum'at, 28 September 2018 adalah suatu waktu yang dilewati dengan penuh pengharapan total hanya bergantung kepadaNya, Sang Maha Pemberi Kehidupan. Selanjutnya waktu berjalan, dan hari demi hari yang berat kita telah lewati bersama, hingga berada pada hari ini. 


Mari lihat. Situasi keseharian di kota ini belum berubah. Aktivitas masyarakat telah kembali seperti sebelum terjadi bencana. Apakah harusnya seperti ini?


Tentu kita semua dengan penuh harap menginginkan bencana seperti yang pernah terjadi tak akan pernah terulang lagi di masa yang akan datang. Namun, kitapun telah cukup tahu melalui berbagai data dan informasi, bahwa bencana alam yang terjadi di Kota Palu adalah suatu peristiwa periodik yang tak dapat dihindari apabila sudah 'tiba saatnya'.


Kemudian apa yang harus kita lakukan?. Pada pagi keesokan hari, Sabtu 29 September 2018, kami melihat bangunan fasilitas sosial milik orang tua kami yaitu RS. Mata yang berada di ujung Jl. Dr. Suharso Palu dan tepat di sebelah kiri belakang patung kuda, seluruhnya secara utuh telah berpindah di tengah jalan Dr. Suharso. Lahannya kini telah kosong. Rumah adik kami yang terletak di sebelahnya masih ada pada tempatnya namun dalam kondisi rusak parah. Tak jauh dari sini, tempat tinggal kami yang merangkap tempat kerja terlihat masih utuh, namun kami di hari itu tak dapat memasukinya. Selain was-was, reruntuhan bangunan yang terbawa arus tsunami dengan berbagai material telah menutupi jalan masuk. Saat itu kami tertegun dengan doa yang terus mengalun dalam hati, sambil mencari kepastian Ibu kami yang sampai saat itu belum ditemukan.


Berjalan melintas waktu pada hari yang sama, akhirnya walau keluarga kami saat bencana terjadi sempat bercerai berai di beberapa tempat. Di hari kedua sore hari semuanya lengkap bertemu kembali termasuk Ibu kami. Puji syukur tak terhingga kami panjatkan pada Allah SWT, kami lengkap berkumpul di rumah Ayah.


Jum'at 28 September 2018 sungguh merupakan  hari yang sarat dengan makna. Ada pesan di sana, untuk menjadi manusia yang lebih baik.


Kami bertekad untuk menjalankan kebaikan demi kebaikan dengan apa saja yang masih tersisa.


Kesadaran Utuh

Kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar tempat tinggal kami lebih banyak disebabkan oleh hadirnya bongkahan dan runtuhan material dari bangunan lain di sekitar lingkungan kami. Bangunan-bangunan yang runtuh dan terseret arus tsunami, disertai material lainnya yang terikut arus tsunami. Rasa syukur penuh kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, walau saat itu kami dikelilingi lingkungan yang sangat rusak, namun kami masih diberikan waktu untuk memperbaiki diri,  serta masih disediakan tempat yang cukup untuk kami berteduh. 


Bangunan tempat tinggal kami bagian depan hancur, dan bagian dalam penuh lumpur dari air tsunami dan tak mungkin digunakan segera untuk ditinggali. Semasa dilakukan pembersihan, terus menerus terjadi penjarahan di rumah kami dan juga di rumah-rumah tetangga yang masih utuh namun penghuninya sedang tak ada di tempat. 


Keterbatasan sumber daya dan energi menyebabkan tak setiap saat kami dapat berada di rumah. Selanjutnya untuk sementara waktu kami mencari tempat lain untuk dapat bangkit dan bekerja menunaikan tanggung jawab kami, sambil memantau dan membersihkan tempat tinggal kami secara gotong royong bersama dengan anggota keluarga lainnya. Hingga pada akhirnya lumpur-lumpur sudah dapat disingkirkan, dan bagian dalam bangunan cukup bersih untuk kami tinggali bersama.


Seiring berjalannya waktu, kami memutuskan pertama kali yang akan dilakukan adalah segera memperbaiki lingungan sekitar kami. Inilah yang kami rasakan sangat penting bagi kami yang berada di area sekitar zona merah. Tentu tak ada yang akan memperbaikinya dengan segera selain kami sendiri. Dengan kesadaran utuh, kami melakukannya dari hari ke hari, hingga lingkungan kami kini berada pada kondisi yang cukup hijau seperti gambar di atas. Tanah yang tadinya tandus dan penuh dengan reruntuhan, pada tahun kedua telah cukup teduh.


Sebuah Persembahan

Cita-cita yang sederhana dari kami adalah mampu mengelola lingkungan sekitar dan dapat memberikan contoh dan motivasi bagi sesama masyarakat Kota Palu dan sekitarnya. Membenahi diri dan menjadikan lingkungan hidup asri, rapi, walaupun terletak di zona merah. 


Tak ada yang dapat diharapkan untuk merawat sejengkal demi sejengkal tanah  di kawasan rawan bencana ini, selain kita sendiri. 


Mari kita membantu Pemerintah Kota Palu melakukan Renovasi Kota yang dimulai dari menata lingkungan kita sendiri.


Mari berkarya, dengan selalu terjaga dan waspada akan bencana periodik yang dapat terjadi kembali di kota kita di masa depan.


Kalau ditanya, apa yang kami lakukan selama ini pasca bencana?


Kami melakukan hal yang sederhana: memperbaiki diri, memperbaiki lingkungan, dan menata ruang terbuka hijau privat yang kami miliki.


Baru sampai di sini, dan kami akan melanjutkan kisah menata RTH Privat ini.


Kemudian, bagaimana kami memberikan sumbangsih bagi Kota Palu di masa depan?


Sampai jumpa di episode-episode berikutnya tentang RENOVASI KOTA.


Salam hangat:

Pingkan Hamzens 

(Akademisi Universitas Tadulako dan Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Sulteng)

Meidy Widayanto

(Konsultan Perencanaan dan Perancangan Kawasan, Wilayah dan Kota)

Kontak 

Email: hamzenspingkan@gmail.com







No comments:

Post a Comment