Wednesday, December 9, 2020

SEDIKIT SERIUS TENTANG PLANNING




Foto sebelum Pandemi pada Kongres Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia 
November 2019 di Bali


MEMBUMIKAN PLANNING

Tulisan Menjelang Rakerda Ke-1 

Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah


Oleh: Pingkan Hamzens

Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah


Membumikan Planning atau "membumikan perencanaan", tulisan ini rasanya harus diawali dengan suatu catatan sejarah singkat. Kelahiran organisasi profesi ahli perencanaan di Provinsi Sulawesi Tengah adalah suatu peristiwa yang akan selalu dikenang. Kehadiran organisasi ini sesungguhnya telah lama dinantikan. Setelah bertahun-tahun diupayakan akhirnya tiba juga waktunya organisasi profesi ahli perencanaan hadir di sini. Semuanya memang ada waktunya.


Organisasi Profesi Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia atau Indonesian Association of Planners atau disingkat IAP akhirnya dimiliki Sulawesi Tengah. Pasca bencana alam hebat yang menimpa Kota Palu dan sekitarnya pada tanggal 28 September 2018, para pendiri bersegera melakukan konsolidasi kembali untuk kehadiran organisasi ini di Sulawesi Tengah. Setelah memenuhi persyaratan, pada tanggal 21 November 2019 terbit SK Pembentukan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah. SK ini  diserahkan di Kongres Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia ke XII di Nusa Dua Bali pada tanggal 22 November 2019.


Tentu saja kehadiran organisasi profesi ahli perencanaan adalah untuk memberi arti dan harus mampu menghadirkan berbagai perubahan di Sulawesi Tengah. Karenanya sangatlah penting bagi seluruh planner atau segenap Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota di Sulawesi Tengah bahu membahu menghasilkan karya yang secara nyata dapat diwujudkan. Para Planner harus mampu menjadikan Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang benar-benar terencana. Tantangan utama saat ini adalah mewujudkan rencana-rencana wilayah dan kota yang berkualitas dengan memperhatikan berbagai kerawanan bencana yang dimiliki wilayah ini. Sulawesi Tengah membutuhkan rencana wilayah dan kota yang benar-benar mampu mengubah 'wajah' Sulawesi Tengah, menjadi makin tertata, dengan layanan publik yang sepenuhnya dapat dilakukan. Bagaimana para Planner  Sulawesi Tengah dapat melakukan hal yang sepertinya terlihat sederhana ini, tapi sangat penuh dengan berbagai dinamika untuk mewujudkannya?


Mari kita lanjutkan mencermati dunia planning atau dunia perencanaan dengan memperhatikan uraian berikut.


Menahkodai organisasi profesi Ahli Perencanaan Indonesia di Sulawesi Tengah adalah benar-benar suatu tanggung jawab yang menantang kemampuan total saya sebagai seorang planner. Sungguh mengelola organisasi ini kini tengah menantang segenap kemampuan yang saya miliki untuk mewujudkan dunia planning yang sering saya impikan. Jauh  sebelum menggeluti dunia praktik perencanaan, saya telah memiliki gambaran visual tentang dunia planning. Dunia planning dalam benak saya adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan bahagia dan penuh dedikasi pada negara, planning adalah pengabdian yang akan menghasilkan totalitas karya yang setidaknya mendekati sempurna, yaitu karya yang mampu melayani denyut kehidupan. Jika karya ini diterapkan, maka hasilnya adalah suatu kondisi yang harmoni dan menyenangkan. Di mana tak ada satu jengkalpun ruang yang tidak tertata rapi, masyarakat dapat menikmati berbagai layanan publik yang sudah seharusnya tersedia. 


Namun, dunia planning yang selalu hadir dalam bentuk yang sempurna di benak saya tidaklah begitu pada kenyataannya. Peluang-peluang para ahli perencanaan dan tim untuk menghadirkan karyanya di masyarakat seringkali kandas. Sungguh ini benar-benar saya sadari, ketika melihat praktik planning yang tersaji di depan mata tak lebih dari suatu 'pekerjaan' yang rutin dilakukan dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun dan kemudian menghasilkan dokumen perencanaan yang akhirnya justru ditinggalkan dan jauh dari manajemen keseharian. Buat apa menyusun dokumen rencana yang akhirnya tidak menjadi bagian yang harus diwujudkan dalam tugas keseharian?


Saya menyaksikan pekerjaan keseharian dalam pengelolaan pembangunan, di mana rencana-rencana yang telah dibuat tidaklah sepenuhnya digunakan sebagai tolok ukur pembangunan dan tidak menjadi target untuk memenuhi ketersediaan layanan sesuai waktu perencanaan. Telah terjadi gap yang besar antara rencana pembangunan dan kegiatan pengelolaan pembangunan keseharian. Bahkan beberapa tahun lalu, ketika berkesempatan melakukan suatu evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah, hasilnya memperlihatkan tidak tercapainya visi pembangunan daerah tersebut. Bahkan Rencana Strategis dari suatu OPD tak sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengahnya. Namun ini dibiarkan saja. Nah...bagaimana ini dapat terjadi? 


Setelah puluhan tahun menjadi bagian dari dunia planning, saya akhirnya benar-benar memahami bahwa sampai saat ini dunia planning di tanah air bukanlah dunia planning yang hadir indah dan menari-nari di benak saya. Dunia planning yang sesungguhnya belum hadir dalam kenyataan keseharian. Maka hampir dapat dipastikan ketidakhadiran planning dalam keseharian inilah yang telah berdampak kepada lambatnya ataupun tidak tercapainya tujuan-tujuan pembangunan.


Inilah tantangan para planner...


Untuk itu saat ini waktunya membumikan planning atau "membumikan perencanaan", hal ini bermakna:

1. Planning atau perencanaan dalam konteks pembangunan haruslah menjadi suatu proses untuk menghasilkan rencana-rencana yang akan dijadikan tolok ukur keseharian kinerja pembangunan melalui upaya mewujudkan rencana tersebut.

2. Planning atau perencanaan dalam konteks pembangunan tidak berhenti saat rencana selesai dibuat, namun terus bergerak seiring dengan upaya mewujudkan rencana demi rencana, capaian demi capaian. Dapat dipastikan dalam mencapai tujuan pasti ada koreksi saat pelaksanaan, maka planning menjadi sangat dinamis dan harus menyertai pelaksanaan rencana. 


Membumikan planning ini adalah tugas yang harus dilakukan segera. Kita semua tentunya ingin hidup dalam lingkungan yang aman, bersih, indah, dengan suasana alam yang sehat dan ekologi yang seimbang. Kita semua ingin produktif, bekerja dengan bahagia dan hidup tenang serta sejahtera kan? 


Inilah yang diperjuangkan Ikatan Ahli Perencanaan Sulawesi Tengah, dan untuk itu ada 2 hal pokok yang dilakukan:

1. Meningkatkan kualitas para planner.

2. Membantu mewujudkan tata kelola wilayah dan kota yang berkualitas.

3. Menjadikan planning atau perencanaan sebagai bagian dari manajemen keseharian pembangunan daerah, dengan demikian tujuan pembangunan daerah akan terukur dan mampu mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional.


Mari berpikir sederhana secara komprehensif kemudian segera dieksekusi.


Bersama Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Terpilih 2019-2022
Dr. Phil Hendricus Andy Simarmata, IAP dan Sekjen IAP Sulteng 2019-2022 
Renko Hutama Putra Tobondo, S.T., IAP di Bali November 2019

Selamat berulang tahun para Planner Sulteng dan selamat jelang Rakerda Ke-1 Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Sulawesi Tengah. Sehat dan sukses selalu.



No comments:

Post a Comment