Friday, November 6, 2020

MIGRASI: EPISODE 1


EPISODE 1

KEPUTUSAN PENTING

Berita penting hari ini hadir dan menjadi topik pembicaraan hangat dunia. Badan dunia telah memutuskan mulai berlakunya MIGRASI, suatu program global yang bermaksud menciptakan kebersamaan dalam kebaikan dan mencapai kemakmuran dunia dalam kurun waktu 10 tahun.

Program ini menjadi suatu tantangan bagi seluruh umat manusia abad ini.

Pengentasan total kemiskinan.

Menciptakan kecerdasan dan kebaikan hidup bersama.

Kesetaraan.

Kesehatan yang baik dan lingkungan hidup yang seimbang.

Presiden Direktur Badan Kesetaraan Antar Bangsa, Mr. Alexa dini hari tadi sebelum menutup meeting besar tahunan, telah melaunching program MIGRASI yang segera dilaksanakan saat itu juga. Program ini telah disepakati bersama seluruh anggota badan dunia yaitu seluruh negara di muka bumi.

Greg Gumilang, seorang ilmuwan sosial terkenal kaliber dunia, dari layar di ruang pengamat, menatap tajam satu persatu kepala negara yang hadir. “Semoga program ini berjalan lancar dan mencapai tujuan paling lama 10 tahun,” ia sangat tahu begitu panjang perjalanannya untuk mencapai hari ini.

Program ini awalnya adalah idenya yang kemudian dikembangkan bersama beberapa ilmuwan dari beberapa negara dan dari berbagai bidang ilmu, mereka semua adalah para ilmuwan yang peduli kehidupan bumi.

Ketimpangan kehidupan sangat nyata terjadi di depan mata dan satu yang mereka perjuangkan, kepedulian seluruh umat manusia dari semua bangsa di bumi untuk kesetaraan kehidupan manusia, mewujudkan bumi yang damai sejahtera dan dipenuhi rasa persudaraan.

Maka muncullah gagasan MIGRASI sebagai jalan yang dapat ditempuh untuk solusi menghentikan ketimpangan kehidupan dunia.

Tak mudah untuk menempatkan ide ini sampai menjadi isu besar dunia. Mereka terus berjuang

Revolusi industri 4.0 tak mampu membuat seluruh umat manusia berada pada track kesejahteraan yang sama.

Sederhana saja, ketimpangan wawasan, kecerdasan, kehidupan sosial, kondisi ekonomi, dan lainnya terlalu besar terjadi di muka bumi.

Sebagai ilmuwan yang benar-benar tahu masalah dan solusinya, ia berjuang dan berhasil mendapatkan dukungan teman-teman dari berbagai bidang ilmu.

Mereka bersama melalui suka dan duka mewujudkan dapat terlaksananya program ini, dan juga akan terlibat langsung sebagai pelakunya.

22 tahun berjuang hingga akhirnya hari ini tercipta, tentu ini bukan waktu yang singkat.

20 buah buku tentang MIGRASI yang semua menjadi best seller telah mengantarkan Greg Gumilang menjadi dikenal.

Saat itu ia berusia 40 tahun dengan riset awal tentang Sistem Sosial Dunia di Era Revolusi Industri 4.0 yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal ilmiah.

Selanjutnya ia terus membangun riset-riset lanjutan yang mendukung argumen-argumennya untuk menciptakan kehidupan di bumi yang lebih baik.

Tantangan dan rintangan bukan tak dijumpainya. Namun, Viola sang istri yang juga seorang ilmuwan fisika yang sangat perhatian terhadap lingkungan hidup terus mendukungnya.

Hari ini Viola juga hadir bersamanya di pertemuan dunia yang berlangsung hingga dini hari.

Viola sendiri memegang beberapa paten yang digunakan dalam industri energi terbarukan.

Kemapanan finansial yang luar biasa bagi pasangan ilmuwan dapat saja membuat mereka hidup dalam gelimang kemewahan.

Namun mereka berdua memilih tetap hidup sederhana, dan menjadikan ilmu yang mereka miliki sebagai persembahan bagi kebaikan kehidupan.

Saat ini, para ilmuwan pengusung program MIGRASI berada pada posisi pengamat.

Mereka dengan cermat mengikuti acara dari ruangan khusus pengamat yang dilengkapi layar lebar.

Para pemimpin-pemimpin dunialah yang akhirnya menjadi penentu, yang memutuskan apakah program ini sepakat dijalankan atau sebaliknya.

Sistem sosial masyarakat dunia yang beragam, cara pandang terhadap kehidupan yang berbeda, kondisi alam yang sangat variatif telah menghasilkan reaksi yang berbeda dalam menyikapi kehidupan.

Ketimpangan, di sana kemewahan yang berlebihan. Sementara di bagian lain, kemelaratan dan kekeringan di suatu tempat, dan kemakmuran serta kesuburan wilayah di tempat lain.

Inilah yang menjadi pokok pikiran dalam gagasan MIGRASI.

Greg memandang Taylor yang berada di sisi kirinya. Dilihatnya sahabatnya yang ahli dalam bidang rekayasa genetika juga mengamati proses meeting besar ini dengan sangat cermat.

Meeting besar telah usai, dan Program MIGRASI telah disepakati dijalankan mulai saat ditetapkan, mulai hari ini.

Sistem sudah siap, umat manusia di seluruh penjuru dunia menunggu besok pagi di mana akan menjadi hari baru bagi usaha besar menciptakan kebaikan bersama.

Greg Gumilang, di usianya yang kini sudah berkepala 6 tetap terlihat sebagai seorang pria cerdas yang tampan.

Sejak muda ia dipenuhi ide-ide gila, namun segala idenya itu ditujukan hanya untuk kebaikan kehidupan.

Telah banyak tulisan berisi pemikiran-pemikiran segar disumbangkannya untuk dunia, sayang sekali respon awal dari para pengambil kebijakan merupakan penghambat utama dalam mewujudkan ide-idenya.

Sering ia berpikir, “mengapa bukan para pengambil kebijakan itu saja yang memiliki ide seperti yang hadir di benaknya, mengapa ide itu harus hadir dari dirinya?”

Ya, begitulah kehidupan, dan Greg berusaha berdamai dengan dirinya sendiri, terutama setiap menemui hambatan.

Viola mendekatinya dan membisikkan sesuatu. Greg kemudian mengangguk.

Pertemuan besar dunia telah usai, kesepakatan dan keputusan telah diambil.

Dini hari usai pertemuan besar dunia, di ruang pengamat 22 ilmuwan itu berbincang sebentar, kemudian semuanya memberi salam dengan membungkuk untuk kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Besok malam, mereka 22 ilmuwan akan meeting virtual. Mereka sendiri akan menyebar ke berbagai penjuru dunia, sesuai dengan skema program MIGRASI.

Dan mereka akan terus mengawasi dengan baik program yang telah menjadi kesepakatan dunia ini. Mereka 22 orang ilmuwan ini adalah pengendali dari sistem untuk program ini.

MIGRASI, satu kata dengan berjuta arti dan berjuta harapan kebaikan.

Membutuhkan waktu 8 tahun tersendiri untuk akhirnya sistem sempurna untuk menjalankan secara nyata program ini.

Flash back.
22 tahun yang lalu, Greg Gumilang gelisah. Saat dia sedang mengamati ketimpangan antar bangsa, tiba-tiba terjadi pandemi dan dunia berubah dengan cepat.

Dia ingat sekali. Malam itu di ruang makan, dia dan Viola ingin segera menyelesaikan makan malamnya. Mereka ingin melanjutkan tulisan yang akan dibawa pada kongres dunia tentang pembangunan berkelanjutan.

Pandemi melanda dunia.
Kongres dunia tentang pembangun berkelanjutan tetap berlangsung, namun dilakukan secara virtual.

Greg tak puas. Kongres, seminar dari waktu ke waktu hanya seperti kumpulan ilmuwan yang penuh gagasan hebat. Namun terasa sulit bagi mereka untuk merealisasikan gagasan-gagasan yang hebat itu untuk kebaikan kehidupan di muka bumi.

Greg mempelajari hal ini dengan cermat dan menemukan cara untuk mengubah pola pikir.

Secara perlahan namun pasti terlihat hasilnya.

Greg telah menemukan formula untuk mencapai kesetaraan kehidupan bumi, dan ia bersama Viola memperjuangkannya. Kemudian, teman-teman para ilmuwan dari berbagai negara bersepakat mendukungnya.

“Hari yang melelahkan, usia yang terus bertambah,” Greg berkaca setelah membilas badannya. Di sana nampak segurat wajah yang lelah namun penuh ketenangan.

Haha…Greg tetap saja punya kebisaan memuji dirinya, “kamu terlihat masih tampan dan tak terlalu tua,” iapun tersenyum.

Greg adalah seorang ilmuwan yang sangat memperhatikan kesehatan, dia dan Viola memiliki pola hidup sehat.

Anak mereka hanya satu dan kini bersama menantu dan satu cucunya tinggal bersama mereka.

Greg berjalan menuju ranjang.
Viola nampak telah tertidur pulas.
Greg menyusulnya, berbaring di sebelah isterinya. Nyaman rasanya.

Perlahan ia memeluk Viola, ia takut gerakannya akan membangunkan istrinya.

Hari ini cukup melelahkan…namun mereka puas telah mencapai hari ini.

Hari esok yang penuh tantangan telah menanti.

Biarlah esok untuk ditempuh esok.

Grek terlihat tersenyum dalam tidur letihnya namun hatinya selalu damai bersama Viola di sisinya.

(Bersambung ke Episode 2)

Salam

P.H. NoveLLa

Kontak :

ph.novellaz@gmail.com

 

No comments:

Post a Comment