Friday, November 6, 2020

MIGRASI: EPISODE 3

 


EPISODE 3

TATA ULANG MASA DEPAN BUMI

Hari pertama Program MIGRASI.

Di Pusat Pengendalian MIGRASI

Pagi hari yang cukup menegangkan bagi semuanya.

Hari ini adalah hari pertama yang harus dipantau dengan seksama oleh Pusat Pengendalian MIGRASI.

Dari Pusat Pengendalian MIGRASI mereka harus memastikan bahwa hari ini semua berjalan dengan baik.

Pusat Pengendalian MIGRASI terletak di lahan yang luas pada kawasan perkantoran badan dunia. Berupa satu bangunan moderen yang khusus dirancang sebagai pusat pengendalian bagi program ini.

Komputer di sini terhubung dengan semua sub-sub pengendali program di setiap negara.

Di bangunan ini berkantor para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu, para programer, manajer, dan petugas-petugas khusus sesuai kebutuhan program global ini.

Akses masuk ke sini sangat ketat.

Hanya orang-orang yang memiliki akses dan menggunakan tanda pengenal dengan barcode teregristrasi yang bisa masuk di gedung ini. Ditambah lagi dengan diberlakukan sensor retina ketika setiap orang akan masuk ke ruang kerja masing-masing atau ketika hendak memasuki ruang kontrol utama.

Pusat Pengendalian MIGRASI menempati bangunan moderen yang berbentuk bola dunia, ini sunguh sangat menawan.

Struktur bangunan yang kokoh dan diekspose dengan kulit luar bangunan seluruhnya dari bahan kaca tebal yang juga terlihat kokoh.

Kaca itu berwarna hijau bening dengan sedikit nuansa kebiruan, selubung kaca ini sangat tebal dan anti peluru.

Kawasan ini terletak di desa lembah yang sejuk, bersih dan asri. Desa yang dikelilingi rangkaian pegunungan, sungai-sungai dengan air yang jernih mengalir di sini. Alam yang sangat cantik dan kini telah menjadi pusat perhatian dunia.

Kondisi luar dan dalam bangunan sangat mempesona, sungguh bersih.

Peluncuran program global telah menjadi berita utama dunia sejak tadi dini hari. Maka bangunan Pusat Kontrol MIGRASI yang berbentuk bola dunia kini menjadi sangat dikenal.

“The Legend One”, group band terkenal telah menyumbangkan keseluruhan pendapatan dari single mereka yang berjudul “MIGRATION FOR LOVE”. Pemasukan sepenuhnya dialokasikan untuk mendukung program ini.

Bahkan seluruh anggota band, keluarga dan kru, mengikuti program ini dengan memilih salah satu wilayah terpencil di suatu negara berkembang.

Mereka kini akan bermusik dari tempat mereka yang baru.

“MIGRATION FOR LOVE” kini mendunia dan menggema di mana-mana.

Iklan-iklan produk kemudian bermunculan dengan mengambil ilustrasi-ilustrasi para partisipan yang telah mendukung program ini.

Bumi saat ini terlihat begitu indahnya, semua bekerja sama menata masa depan bersama.

Masih adakah yang menentang program tulus ini?

Pasti tetap ada, karena inilah kehidupan.
Pasti ada yang merasa terusik. Karenanya pemantauan ketat dengan sistem yang terus disempurnakan merupakan teknik antisipasi terbaik yang dilakukan saat ini.

Sistem untuk mengelola program ini sudah beroperasi sejak 3 tahun lalu dan gedung ini sudah 5 tahun berdiri, sejak disetujuinya Program Migrasi untuk diuji coba.

Masa uji coba yang dilakukan di 3 negara memperlihatkan keberhasilan dan juga berbagai kendala yang dihadapi.

Kendala yang sudah tercatat adalah masalah merubah pola perilaku keseharian.

Hari ini…
Greg dan Viola pagi hari sudah berada di gedung Pusat Pengendalian MIGRASI.

Mereka bergabung dengan rekan-rekan ilmuwan lainnya dan kini berada di ruang kontrol utama.

Di ruang ini layar besar terbentang.

Layar terlihat terlihat sedang dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang terhubung dengan sub kontrol dari tiap negara.

Semua saat ini menampilkan bergantian kondisi bandara, dan lokasi wilayah yang dituju para migran, peserta Program MIGRASI.

Siapa para migran global peserta Program MIGRASI?.

Mereka bukanlah sembarang orang. Mereka adalah orang-orang sukses dari berbagai bidang di negaranya masing-masing. Orang-orang yang trampil, ahli, dan tentu saja mereka memiliki kekayaan di atas kebanyakan orang di muka bumi.

Membutuhkan 10 tahun lebih untuk sosialisasi Program MIGRASI.

Sosialisasi dilakukan Badan Dunia dengan berbagai cara dan dengan berbagai pendekatan.

Hasilnya, sangat mengejutkan.
Sebanyak 2 juta orang-orang sukarelawan bersedia berpartisipasi dalam program ini.

Jumlah ini sudah termasuk keluarga yang ikut serta dan sebagian besar partisipan membawa karyawan masing-masing yang rata-rata telah diijinkan berangkat lebih dahulu untuk mempersiapkan prasarana dan sarana di tempat tujuan.

Program global ini telah berhasil menyentuh hati orang-orang baik hati dan sukses.

Tentu tak perlu diragukan lagi tingkat keberhasilannya, apabila suatu wilayah yang perlu dipandu untuk berkembang, kedatangan orang-orang sukses, dan mereka bersedia tinggal di sana minimal dalam rentang 10 tahun. Ini tentunya suatu jaminan keberhasilan.

Mereka bebas sesudahnya, setelah 10 tahun program ini, apakah mau tetap tinggal sana, kembali ke negara asal, atau lanjut mengembangkan wilayah lainnya.

Mereka tentu juga bebas melakukan perjalanan ke mana saja di seluruh penjuru dunia. Karena mereka adalah orang-orang dengan mobilitas yang cukup tinggi.

Program ini sangat mencengangkan.

Awalnya memang seperti sesuatu yang mustahil.

Mana ada orang-orang yang sudah mapan mau meninggalkan ke mapanan dan memulai hidup di suatu wilayah baru?.

Namun, ternyata konsep ini berhasil meyakinkan sedikit demi sedikit dan 3 tahun terakhir daftar partisipan menjadi panjang.

Sebelum program diresmikan, hampir semua telah minta ijin untuk mengatur sarana prasarana di wilayah yang dituju dengan dana mandiri.

Luar biasa…

22 ilmuwan yang memprakarsai program ini juga ikut berpartisipasi.

Bayangkan, pajak yang tadinya dibayarkan di negaranya kini dibayar di negara yang dituju.

Perubahan ekonomi secara serentak akan terjadi.

Minggu depan Greg, Viola sudah terjadwal berada di Indonesia. Persiapan sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu.

Usia mereka tak lagi muda, namun dengan posisi sebagai salah satu supervisi dan konseptor program, mereka dapat ke mana saja mengunjungi setiap kawasan yang telah ditetapkan untuk dikembangkan.

Mereka sebenarnya harusnya boleh berada di kantor pusat pengendali dan tak harus pindah mengikuti program.

Namun mereka memilih ikut juga sebagai peserta program, selain menjabat sebagai supervisi dan konseptor. Mereka ingin melihat sendiri apa yang akan terjadi nanti.

Greg dan Viola ingin mengalami sendiri apa yang telah mereka rancang. Anak, menantu, cucu, bahkan besan mereka ikut. Karyawan, dan keluarga ikut. Semua pindah ke Indonesia.

Perjalanan baru menata kehidupan bumi di usia 60. Sesuatu yang membuat mereka bersemangat.

Menebarkan kebaikan semampu yang dapat mereka lakukan.

Di Indonesia, Greg memilih tinggal di kawasan tepi sungai. Ia akan membangun kawasan tepi sungai menjadi kawasan yang produktif dan aman.

Program MIGRASI tak memberikan batasan berdasarkan usia. Siapa saja yang merasa mampu dan dianggap mampu membuat perubahan tatanan dunia dapat berpartisipasi dalam program ini.

Greg dan Viola memandang layar yang terbentang di hadapan mereka.

“Ayo kita lihat apa saja yang terjadi di awal hari…di bandara,” Greg meminta operator menayangkan kondisi terkini seluruh bandara internasional yang melayani keberangkatan Program MIGRASI.

Suasana bandara semua terlihat normal, dan situasi terkendali. Para peserta Program MIGRASI sebagian besar berangkat dengan jet pribadi dan ini sama sekali tidak mengganggu layanan penerbangan reguler.

Hari baru di mulai.

Semua kini dalam satu tujuan.

Tapi bukan tanpa rintangan.

(Bersambung ke Episode 4)

Salam

P.H. NoveLLa

Kontak :

ph.novellaz@gmail.com



No comments:

Post a Comment