Monday, November 18, 2013

MENILAI KUALITAS PEMBANGUNAN FISIK
Oleh: Wildani Pingkan Suripurna Hamzens


Hasil pembangunan fisik yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah output dari kegiatan pembangunan yang bermuara pada hadirnya berbagai fasilitas publik dalam berbagai bentuk, misalnya: (1) jalan; (2) jembatan; (3) trotoar; (4) drainase; (5) taman-taman kota; dan (6) bangunan. Masyarakat dapat menilai dengan mudah kualitas hasil-hasil pembangunan fisik seperti ini. Satu hal yang harus selalu diingat adalah pembangunan merupakan layanan publik, karenanya hasil-hasil pembangunan fisik haruslah kokoh sehingga bertahan lama dan memiliki usia penggunaan jangka panjang.

Menilai kualitas jalan, dapat dilakukan dengan: (1) tes kenyamanan ketika melintasi; (2) secara visual dan berkala melihat apakah jalan dapat digunakan dalam jangka panjang, artinya tidak mengalami kerusakan jangka pendek, dalam bentuk lubang, ataupun pengikisan lapisan jalan, atau adanya genangan air di jalan.

Menilai kualitas jembatan, sangat menarik: (1) secara desain, jembatan-jembatan yang ada saat ini sangatlah monoton, di manapun sama bentuknya. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak hadir kreasi desain jembatan yang spesifik yang dapat menjadi penanda keberadaan kita di suatu wilayah tertentu; jadi masyarakat dapat menilai jembatan mulai dari desain dan fungsinya; (2) lebar jembatan, apakah cukup sesuai dengan fungsinya; (3) kekokohan jembatan, dapat dilihat dari material yang digunakan, dan secara visual dapat dinilai secara berkala dari waktu ke waktu, apakah jembatan cukup awet.

Menilai kualitas trotoar mudah sekali: (1) apakah trotoar tersebut banyak yang menggunakan?, hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna trotoar; (2) apakah trotoar cukup nyaman untuk digunakan?, bisa dilihat dari mulus atau tidak mulusnya trotoar, perawatan trotoar, kenyamanan ketika menggunakan, misalnya hadirnya pohon peneduh, terang dimalam hari, tidak ditemukan lubang di atasnya, ataupun pohon yang tumbuh di tengah trotoar sehingga menghalangi pejalan kaki; dan (3) lihatlah material dan kualitas material, serta kerapihan dalam mengerjakannya. Material yang baik tidak mudah rusak, dan pengerjaan yang baik akan menjadikan trotoar rapi dan enak dilihat.

Menilai kualitas drainase, khususnya drainase yang terbuka dapat dilakukan dengan: (1) mengamati lebar dan kedalaman drainase; (2) mengamati keberlanjutan drainase, drainase yang baik tidak tiba-tiba putus; (3) mengamati perawatan drainase, dengan cara melihat apakah drainase bersih dan bebas dari sampah.

Menilai kualitas taman kota yang berfungsi sebagai wadah interaksi sosial warga dapat dilakukan dengan: (1) mengamati desain taman, apakah fungsional, misalnya memiliki tempat duduk yang nyaman untuk digunakan; (2) mengamati soft material atau tanaman cukup, artinya memenuhi fungsi sebagai taman kota; (3) mengamati hard material menggunakan bahan-bahan yang baik dan tahan lama; dan (4) mengamati kondisi taman terawat atau tidak.

Menilai kualitas bangunan dapat dilakukan dengan cara: (1) mengamati desain bangunan apakah sesuai dengan fungsi bangunan, dan sebagai bangunan publik, kapasitas bangunan perlu diamati, misalnya kantor pos, kantor pajak, sekolah-sekolah pemerintah; (2) mengamati kenyamanan pengguna, bisa dilihat dari sirkulasi yang terjadi dalam bangunan, misalnya suatu bangunan airport seharusnya memiliki sirkulasi yang secara visual bisa dipahami dengan cepat, dan tidak membuat tersesat; (3) mengamati fasilitas yang diperlukan, misalnya toilet, seharusnya seluruh bangunan publik menyediakan toilet yang cukup, dan dalam kondisi yang bersih; (4) mengamati kualitas struktur bangunan; (5) mangamati kualitas bahan bangunan; (6) mengamati tampilan bangunan; dan (7) mengamati perawatan bangunan.

Demikianlah, kita dapat menilai dengan cepat kualitas pembangunan fisik yang sudah dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator tersebut di atas. 

No comments:

Post a Comment